Sejarah Retail Di Indonesia - Surau Ritel | Rak Padang

1. Sebelum 1960-an

Pada saat itu negara masih dalam tahap transformasi besar-besaran, paska Proklamasi kemerdekaan 1945. Indonesia masih seratus persen didominasi oleh para pedagang tradisional yang memang sudah masuk ke semua komoditi. Semua berjalan apa adanya. Ada uang ada barang. Sebagian juga masih memakai sistem barter.

 

2. Masa 1860-an

Saat itu kurang lebih tahun 1962 Toserba Sarinah didirikan oleh Pemerintah dibawah naungan Departemen Perdagangan. Lokasi terpilih di jalan MH. Thamrin, yang sampai sekarang masyarakat tetap mengingatnya. Toserba Sarinah menjadi konsep percontohan sekaligus kunci utama model bisnis ini diterima oleh masyarakat banyak. Dan kita patut berterimakasih kepada Pemerintah atas kepingan sejarah ini, sehingga melalui model bisnis ini jutaan manusia bisa meningkat ekonominya karena menjadi karyawan didalamnya.

 

3. Masa 1970-an s/d 1980-an

Pak Abdul Latief, beliau adalah seorang putra perantauan dari Sumatera Barat tepatnya dari Padang dan beliau sukses menjadi poltisi sekaligus pengusaha berkharisma. Toserba Sarinah pun memiliki korelasi sejarah dengan Pak Abdul Latif yang waktu itu bertanggung jawab sebagai promosi/pemasaran bahkan sempat dikirim ke Jepang untuk melakukan studi banding ke SEIBU, retail terbesar dan ternama disana. Singkatnya, selepas dari Toserba Sarinah, beliau termotivasi untuk mendirikan toko baru sekelas Sarinah bahkan lebih, maka berdirilah Pasaraya pada tahun 1972 hingga saat ini.

 

Kejadian ini kemudian disambung dengan berdirinya Matahari, Hero, Golden Truly, Pasar Raya dan Ramayana. Pada masa ini juga berkembang format Drug Store, yang lebih dikenal dengan nama apotik.

 

4. Masa 1990-an

Era 1990-an merupakan kebangkitan Retail Modern dengan ditandainya perkembangan Convenience Store (C-Store), High Class Departmet Store, Branded Boutique (High Fashion) dan Cash and Carry. Perkembangan C-store ditandai dengan maraknya pertumbuhan Indomaret dan AMPM. Perkembangan High Class department Store dan High Fashion Outlet, ditandai dengan masuknya SOGO, Metro, Seibu,Yaohan, Mark & Spencer dan berbagai outlet high fashion lainnya. Pekembangan format Cash and Carry ditandai dengan berdirinya Makro, diikuti oleh retailer lokal dengan format serupa misalnya GORO, Indogrosir dan Alfa.

 

5. Masa 2000-an s/d 2010-an

Masa-masa ini didominasi bertumbuhnya hypermarket seperti saat itu berdirinya Giant. Bahkan benih-benih tumbuhnya e-commerce / e-retailing mulai terdengar walu belum masiv seperti sekarang ini. Masa-masa ini pula masa-masa dimana penetrasi Internet makin tumbuh sangat pesat. Akibatnya konsep pendekatan strategi marketing sudah tidak lagi satu arah, namun lebih kepada interaksi (conversation). Masyarakat sebagai konsumen makin berdiri gagah dengan pertimbangan pembelian yang semakin crowded, akibatnya para Retailer mesti berubah mengikuti perkembangan yang terjadi.

 

6. Masa 2010-an s/d sekarang

Masa-masa ini adalah masa-masa persaingan yang semakin sengit. Pasar semakin sempit namun Retailer makin banyak yang berdiri. Salah satu akibat yang terjadi adalah perang harga yang tidak bisa dihindari. Para Retailer cenderung berpikir kepada efisiensi, khususnya terhadap investasi tempat dan fix-cost lainnya. Dimasa inilah e-commerce sedang lucu-lucunya, dimana pertumbuhan smart phone dan penggunaan perangkat gadget lainnya makin bertumbuh dengan sangat drastis.

 

Sumber : Retailinea

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.